Pengembangan
Media pembelajaran Agama Hindu di Era Digital
Oleh
: Dewa Putu Antara
Gambar
diambil : https://www.fres.co.id/mendidik-anak-di-era-digital/
Generasi
muda yang tumbuh dan berkembang di abad milenial ini sebagai wujud implementasi
dari Bhakti, Karma bahkan Jnananya, maka wajib ikut andil dalam membuat dan
menggunakan IPTEK melalui media-media yang tersedia. Terlebih pada masa
Brahmacari dituntut kreatif dan guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pentunjuk jalan.
Penggunaan media sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal,
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media juga berfungsi mengatur
hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi
pelajaran. Dengan menggunakan internet sebagi
media pembelajaran akan
didapatkan sumber informasi
untuk pengayaan materi yang
jumlahnya sangat tak terbatas (Alisyahbana. 1980).
Sebagai
alat komunikasi, media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1994:54) memiliki
fungsi yang luas di antaranya:
a.
Fungsi edukatif media
komunikasi, yakni bahwa setiap kegiatan media komunikasi mengandung sifat
mendidik karena di dalamnya memberikan pengaruh pendidikan.
b.
Fungsi sosial media
komunikasi, media komunikasi memberikan informasi aktual dan pengalaman dalam
berbagai bidang kehidupan sosial orang.
c.
Fungsi ekonomis media
komunikasi, media komunikasi dapat digunakan secara intensif pada bidang-bidang
pedagang dan industri.
d.
Fungsi politis media
komunikasi, dalam bidang politik media komunikasi dapat berfungsi terutama
politik pembangunan baik material maupun spiritual.
e.
Fungsi seni dan budaya media
komunikasi, perkembangan ke bidang seni dan budaya dapat tersebar lewat media
komunikasi.
Sedangkan
menurut Arif Sadiman (1993:16-17), media pembelajaran memiliki fungsi sebagai
berikut:
a.
Memperjelas penyajian pesan
agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau
lisan belaka).
b.
Mengatasi keterbatasan ruang,
waktu, dan daya indera, seperti misalnya:
1)
Obyek yang terlalu besar bisa
digantikan oleh realita, gambar, film, atau model.
2)
Obyek yang kecil dibantu oleh
proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
3)
Gerak yang terlalu lamban atau
terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau hagh speed photograpy.
4)
Kejadian atau peristiwa yang
terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film
bingkai, foto atau pun secara verbal.
5)
Obyek yang terlalu kompleks
(missal mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.
6)
Konsep yang terlalu luas
(gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam
bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain.
Generasi Hindu pada masa
sekarang atau sering dikenal dengan Jaman
Now dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK
yang sangat maju, bukan saja di perkotaan namun sudah sampai pada
pelosok-pelosok desa. Jadi sudah jelas seseorang yang tidak dapat menguasai,
memanfaatkannya dengan baik untuk kebutuhan hidup seta mengendalikannya agar
tidak menjadi malapetaka bagi kemanusiaan itu sendiri. Lebih spesifik penguasaan
IPTEK diimbangi dengan pengetahuan agama dan ketrampilan Seni-budaya sebagai
hubungan sosial agar tercipta hubungan yang harmonis, karena dengan IPTEK hidup
akan menjadi mudah, dengan Agama yang mengandung tatanan Nilai etika dan
moralitas sebagai suluh Hidup serta mengembangan seni-budaya untuk memperhalus Jiva.
Weda memiliki banyak
metode dan konsep-konsep terkhusus dalam hal edukasi bagi generasi muda Hindu
baik secara formal aupun nonformal. Secara formal penyelenggaraan pendidikan
telah mengacu pada Kurikulum K13 baik dari tingkat dasar sampai tinggi telah
dirancang dengan penilaian Kongnitif, Afektif dan Psikomotor.
Tentu tidak semua siswa dalam sekolahnya terdapat Guru agama Hindu dan tidak
mendapat pelajaran agama sebagaimana mestinya yang akhirnya diajarkan oleh guru
Hindu yang bukan dari matapelajaran agama disekolah tersebut, bahkan miris jika
tidak diisi maka siswa biasanya keluar ruangan bahkan biasanya diperbolehkan
untuk ikut mendengarkan pelajaran dari agama lain.
Melihat kondisi umat
Hindu khususnya diluar Bali belum
meratanya akses pendidikan, salah satu solusi dengan menyelenggarakan
pendidikan dengan sistem Pasraman. Keunggulan Pasraman diantaranya waktu lebih
panjang, bahasan materi bisa bervariasi antara tattwa, susila dan upacara serta
dapat melakukan program-program yang memungkinkan untuk bersentuhan langsung
dengan alam maupun masyarakat.
Secara Tattwa Sastra
Suci Veda sebagai landasan kehidupan beragama Hindu banyak memberikan
Pengetahuan yang begitu luas dalam berbagai bidang termasuk sebagai materi
dalam membentuk anak suputra dalam pendidikan Pasraman. Konsep Catur Marga
dapat dijadikan model yang ideal untuk mengembangkan potensi anak misalnya
diajarkan membuat sajen kecil, dan belajar menghaturkannya. Disamping ada kegiatan
di Pura seorang anak diajak ungtuk ikut Ngayah. Dalam membantu pekerjaan orang
Tua dapat pula seorang anak berlatih diajak kesawah atau berkebun langsung agar
memiliki pengetahuan dan pengalaman langsung. Lain halnya dengan Swadharma
orang tua sebagai pelukis, membuat kerajinan patung dan sebagainya anak akan
dapat tumbuh kreativitasnya dengan membuat karya-karya yang sejenis.
Masih banyak lagi materi
yang dapat dikembangkan Hindu dimanapun berada memiliki kekhasan tersendiri
misalnya Umat Hindu Bali punya banyak
jenis tarian dan tabuh baik yang bersifat sakral maupun profan yang perlu
mendapat dukungan dari semua pihak agar tetap lestarai di abad milenial ini.
Dengan teknologi seorang siswa dapat merekam, mendokumentasikan pelajaran yang
diberikan pelatih, atau guru sehingga dapat diulang-ulang kembali secara
mandiri dirumah.
Dengan IPTEK generasi
muda Hindu dapat merambah kedunia Wiracarita seperti dua epos besar Ramayana
dan Mahabrarata maupun legenda-legenda lokal yang sarat akan nilai religi, sosial
dan politik yang dapat dikembangakan menjadi filem pendek. Selain sebagai
hiburan didalamnya terdapat banyak
ajaran mutiara-mutia Dharma sebagai bentuk pemahaman dan penghayatan ajaran
agama dalam tatanan masyarakat tradisi milenial ini seperti lembaga adat, subak, banjar (di Bali) atupun didaerah lain
sering disebut Paguyuban, pesemetonan dan sejenisnya.
Menjalin Simakrama,
berbagi informasi yang penting, mensosialisasikan program-program dan secara dunia maya dapat dengan membuat Group WA sebagai alat komunikasi yang efektif
dan efisien. Media ini terbuka untuk organisasi keumatan seperti PHDI, WHDI,
PERADAH, KMHDI, ICHI, PANDUNUSA baik sampai pada ikatan profesi seperti paruman
Sulinggih, Walaka, lembaga pendidikan Pasraman, ekonomi, lembaga dharma dana
baik dari tingkat daerah sampai nasional.
Wadah itulah nantinya
urgen dalam memecahkan masalah keumatan yang belum kunjung dapat diselesaikan
minimal dapat dikurangi dampak buruk pengunaan teknologi dan memberikan pengarahan
pengunaan yang tepat. Ikut andil dalam membahas kondisi sosial merebaknya
penyakit sosial HIV/AIDS, narkoba, perjudian, Prostitusi, tindak kriminal
dengan memberikan solusi-solusi kongkrit.
Dampak negatif saat ini
patut dicermati dengn teknologi segala sesuatu bisa saja dengan mudah dan
instan, tetapi tidak baik terhadap perkembangan mental dan moralitas seseorang
artinya kualitas SDM yang mengedepankan budhi pekerti yang dituntut sabar,
ikhlas dan jujur. Karena terbiasa mudah, cepat dan instan orang menjadi malas
dengan proses dan kurang sabar akhirnya cepat bosan, marah-marah, tergesa-gesa.
terlebih hubungan seseorang anak muda tidak selalu bisa diselesaikan lewat
teknologi yaitu terhadap Guru, Orang tua dan warga masyarakat lain. Butuh waktu
tatap muka langsung bahkan memberikan perhatian lewat kerjasama, sentuhan dalam
memberikan pelayanan seperti kontak dalam berbicara menghormati yang lebih tua,
ikut merasakan keluh kesah secara langsung dilapangan terkait suatu kegiatan
Panca Yadnya misalnya atupun ikut langsung dalam donasi untuk korban bencana
alam.
Tidak menutup
kemungkinan dengan I-pad yang ada
ditangannya selalu dibawa kemana-mana cenderung dianggap sebagai teman setia,
para Anak-anak, Yowana khususnya generasi Muda harus diingat bahwa dirinya
belum bisa mandiri artinya segala kebutuhannya masih dibiayai oleh orang tua,
dan kewajibannya hanya belajar dan mengembangan ilmu yang didapat sesuai
petunjuk guru. Jangan sampai mengunakan I-pad, Laptop, transportasi dan
alat-alat elektronik lainnya yang biaya tinggi tapi dibebankan oleh orang tua,
ini tentu tidak baik. Kemampuan ekonomi dimasing-masing orangtua berbeda-beda,
jika lingkungan disekolah dan masyarakat membiarkan berlebihan dalam
mengunaakan teknologi ini untuk hal-hal yang kurang bermanfaat samapi tidak
ingat waktu bahkan kewajibannya ini tentu berbahaya.
Hambatan – hambatan
inilah yang sangat perlu diatasi bersama dengan membatasi pengunaan
diwaktu-waktu tertentu disekolah jam belajar, dimasyarakat waktu rapat, di
sawah waktu bekerja, di tempat tidur malam waktu istirahat habis digunakan
untuk bermain game, chatinggan dengan pacar atau kenalan-kenalan dengan para
Jomblo untuk mendapat kekasih (Gila asmara) bisa menyebabkan penyakit seperti
mata menjadi rabun, mudah lelah di siang hari karena waktu sudah tersita di
malam hari. Selain itu, media teknologi juga dapat digunakan untuk perjudian,
inilah yang atut diwaspadai.
Metode pembinaan
berdasarkan keputusan Maha Sabha ke V Tahun 1986 PHDI seluruh indonesia yang
telah menetapkan sad Dharma, dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran agama
dengan bantuan media teknologi secara tidak langsung sebagai media komunikasi,
dan dokumentasi kegiatan dan mempercantik suatu karya-karya, Dintaranya
Dharmawacana, Generasi Hindu dapat memvideokan moment-moment seseorang yang memberikan
wejangan Dharma di Pura untuk disimpan dan didengar dan ditonton berulang-ulang
untuk dapat memahami ajaran dengan baik selain itu dapat pula dibagi dengan
I-Pad. Kegiatan Dharm Gita dapat didokumentasikan lewat I-Pad begitupun
Dharmatula, Dharma Sadhana, Dharma Santi dan Dharma Yatra.
Berbicara teknologi akan
tidak terlepas dari Komputer yang saat ini tentu sangat tidak asing lagi yang
dapat membantu perusahaan ataupun lembaga dalam menyelesaiakan tugas-tugas
administratif. Komputer sendiri ini dapat dirancang dan dimanfaatkan dalam
aktivitas pembelajaran secara tidak langsung Sad Dharma Tadi. Jika komputer
dilengkapi aplikasi-aplikasi tertentu misalnya kamus elektroknik, modul latihan
menjawab soal, latihan-latihan soal-soal pengayaan fisika dan sebagainya dapat
meningktkan kemampuan dan ketrampilan. Mempelajari sesuatu secara teliti
melihat kelebihan dan kekurangan lawan misalnya dokumentasi pertandingan
olahraga, seorang pemain dapat melihat kembali penampilan dimonitor. Secara
umum pemanfaatan komputer dapat digunakan menyimpan data dalam jumlah besar,
menghitung dengan cepat dan tepat, serta dapat menampilkan grafik, bagan,
gambar, suara, video yang dapat dipadukan dan sebagainya, sehingga menghasilkan
proses pembelajaran agama yang dapat mewujudkan sumber daya manusia Hindu yang
unggul.
Internet tidak kalah
menariknya dari aspek positifnya bisa berkunjung pada perpustakaan Online
mempermudah dalam mencari buku yang diperlukan. Kelas Olinepun telah biasa
digunakan oleh lembaga-lembaga tertentu sebagai bentuk pendidikan jarak jauh
seperti Universitas Terbuka dengan mengedepankan pembelajaran yang interaktif,
inovatif, kreatif dan meyenangkan. Maka dapat dipahami pengunaan internet
generasi muda dapat mengakses informasi-informasi yang diperliukan untuk
meningkatkan wawasan dan kemampuannya yang dapat dilakukan lebih mudah.
Berhubungan dengan para ahlinya dapat pula ditemukan walaupun dibatasi oleh
jarak lewat internet ini untuk berdiskusi lebih lanjut. Kemudahan lainnya jelas
didapat yaitu efisiennya waktu dan beaya.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar.Alisyahbana,
1980, Teknologi dan perkembangan,Jakarta: Yayasan Idayu.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya
Bakti
Sadiman, Arif. 1993. Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Mantra, Prof. Dr. I. 1998. Biografi Seorang Budayawan 1928-1995. PT.
UPADA SASTRA.
Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Wihardjo, Edy,
2007, Pembelajaran Berbantuan Komputer, Universitas Jember, Jember.
Gunawan,
G. 2009. Pentingnya Teknologi Informasi dalam pendidikan. Situs http:
Jamal
Makmur Asmani, 2011, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan, Yogyakarta: Div