MENELADANI FIGUR KEPEMIMPINAN PANCA
PANDAWA
(Perspektif dalam pendidikan kepemimpinan bagi pemuda Hindu)
Oleh
: Dewa Putu Antara
Gambar diambil dari : https://www.merdeka.com/peristiwa/pemeran-pandawa-lima-di-serial-mahabharata-jumpa-pers-di-bali.html
Latar Belakang
Pendidikan
kepemimpinan memiliki nilai dan makna strategis mengingat modernisme dan
globalisasi terhadap berbagai aspek kehidupan generasi muda. Pengaruhnya tampak
terutama pada gaya hidup misalnya, gaya yang lebih mementingkan hasil daripada
proses, ingin hidup enak tanpa usaha, dan cara-cara pemenuhan kebutuhan yang
lebih berorientasi pasar daripada kebutuhan itu sendiri. ketika pengetahuan dan
keterampilan tradisional warga sekaa teruna dipertanyakan melalui derasnya
informasi dari berbagai media. Mereka dengan mudah meracik pengetahuan dan
merubah struktur kognitifnya sesuai dengan perkembangan kebutuhannya hingga
ditemukan posisi yang pas benar dengan ukuran hati dan pikirannya. Dalam hal
ini dengan mudah meracik agamanya sendiri sesuai dengan informasi yang
diperolehnya dari globalisasi “dharma wacana”, baik dalam bentuk sastra klasik
maupun modern.
Ini
berarti bahwa pengaruh abad milenial terhadap generasi muda ditegaskan
dengan adanya transformasi sistem pengetahuan, sistem nilai, dan sistem
tindakan dalam kehidupan sosial. Implikasi dari proses transformasi ini
terhadap pemuda, antara lain ditandai dengan
terjadinya proses penurunan partisipasi terhadap kegiatan adat istiadat dan
keagamaan
Menentukan
nilai yang baik bagi perubahan tatanan sosial budaya bukanlah persoalan mudah Pergeseran
nilai-nilai ini merupakan gelombang informasi yang melampuai batas-batas ruang dan
waktu telah menyebabkan dunia semakin menyempit, kegesitan arus transfortasi
barang dan orang membuat dunia nyaris tanpa batas. Oleh karena itu segera perlu
dipahami tentang kebangkitan peran pemuda yang
mengemban visi tradisional dalam “pertarungannya” di antara pusat-pusat
orientasi nilai modernisme.
Permasalahan
generasi muda lainnya yang perlu ditangani secara serius adalah pergaulan liar
karena itu diperlukan pengetahuan tentang Pencegahan HIV/AID di Kalangan
Generasi Muda.
Kebangkitan
Peran Pemuda
Secara sosiologis dalam peranan yang
berhubungan dengan pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan
kewajiban-kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Para
ahli sosiologi, seperti Gross, Mason, dan McEaschen mendefinisikan peranan
sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati
kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan imbangan dari
norma-norma sosial, karena itu dapat dikatakan bahwa peranan-peranan itu ditentukan
oleh norma-norma di dalam masyarakat. Maksudnya, seseorang diwajibkan untuk
melakukan hal-hal yang diharapkan oleh “masyarakat” di dalam pekerjaannya.
Kadang-kadang ahli sosiologi menggambarkan peranan-peranan dalam arti, apa yang
diharapkan dan dituntut oleh masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
peranan sekaa teruna adalah tindakan yang harus dilakukannya sesuai dengan
harapan-harapan masyarakat tersebut.
Pendidikan
kepemimpinan pemuda Hindu pada prinsipnya untuk membantu Pemuda mengembangkan peran dalam lingkungannya. Peran tersebut
merupakan harapan-harapan dan tuntutan masyarakat, antara lain kemampuan Pemuda mengapresiasi adat istiadat dan agama. Peran ini penting
untuk melakukan adaptasi tingkah laku dalam jamaknya nilai-nilai baru dalam
perubahan sosial dan budaya yang disebabkan oleh modernisme dan globalisasi. Maka dari itu penting bagi suatu
organisasi ataupun diri individu untuk untuk meneladani figur kepemimpinan
dalam suatu epos besar Hindu yang terkenal di dunia yakni mahabharata terutama Panca Pandawa yang
memiliki karakter tersendiri tetapi saling melengkapi demi tegaknya Dharma yang
tentu sangat relevan di jaman milenial ini. Mari kita bahas !
Kepemimpinan adalah suatu seni yang digunakan
oleh seseorang dalam rangka menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Panca pandawa berarti lima putra pandu yang memiliki
tipe kepemimpinan yang yang sangat
baik didalam epik Mahabharata yang diperlukan oleh seseorang maupun seorang
pemimpin dapat dijadikan solusi bagi permasalahan bangsa.
Hal
ini menurut saya sangat penting disampaikan pada era Digital ini.
Semisal permasalahan mengenai realitas kasus-kasus korupsi kolusi dan nepotisme
yang sudah tumbuh keatas dan mendatar kedaerah-daerah,penegakan hukum, berkembangnya kesenjangan dan
ketidakadilan, arogansi kekuasaan dan kepenguasaan
yang tidak menggunakan etikannya,ketidakpastian regenerasi masa depan kaum
muda,ancaman krisis hukum,krisis moral, krisis kepercayaan baik kepada pemerintah maupun kepada diri
sebagai bangsa yang bermuara pada masalah moral,etika dan nilai-nilai
kemanusiaan yang dampaknnya sangat dirasakan.
Sesungguhnya
beberapa permasalahan tersebut tidak perlu terjadi seandainya kita konsisten
melaksanakan tipe kepemimpinan yang baik seperti tersebut diatas dan secara
konsisten baik oleh manusia Indonesia terlebih bagi seorang pemimpin, kemudian bagaimanakah kepemimpinan panca
pandawa bisa dikaitkan atau berkaitan dengan semangat Pemuda dan yowana sebagai solusi permasalahan bangsa? Mari kita lihat!
v Tokoh Yudhisthira yang mendapat
pengayom dari Bhatara Dharma yang
merupakan sumber energi yang memancarkan kedamaian, kelembutan dan kebijaksanaan. Ia memiliki sifat Aji yakni mencari ilmu pengetahuan
suci (Weda) atau agama. Yudhisthira (Dharmawangsa) adalah contoh implementasi
pengamalan ajaran“dharma’” dalam
kehidupan sehari-hari, untuk
menumbuhkembangkan sifat ini perlu kita meyadari di Buana agung beliau mempunyai kesamaan dengan akasa, di Buana alit yang diidentikan dengan indera telinga, keterpaduan ini yang menjadikan
Yudhistira memiliki pola kepemimpinan yang berlandaskan karakter ether itu
sendiri.
v Tokoh perkasa dengan postur melebihi
ukuran normal,sang Bima mendapat pengayom dari Bhatara Bayu yang mendapat
kewenangan mengatur energi angin (bayu) penuh
dengan ketegasan tanpa basa-basi, jujur, hormat kepada guru, memiliki integritas yang tinggi(satu
kata dengan perbuatan) tidak mencla-mencle.Bima
memiliki karakter tegas dan adil, yang salah ya salah harus dihukum,walaupun anaknnya sendiri ,tidak tebang
pilih.Ia memiliki sifat Giri atau kuat seperti gunung artinya kuat sradha,teguh
pendirian, tegas menjunjung tinggi hukum tanpa pandang bulu,serta tangguh dalam
menegakkan kebenaran serta tabah dan tegar.di Buana agung disamakan dengan
unsur vayu, di Buana memiliki
unsur sparsa(sentuhan) yang identik dengan kulit karena temperatur.pengambaran
sifatnya ini seperti angin yang tidak
pernah memilih untuk bertiup,bunga yang harum
dan sampah yang busuk tetap mendapat bagian yang sama.
v Tokoh pahlawan dan idaman para bidadari,sang Arjuna
berwajah menarik, idola di masa silam. Ia memiliki sifat Jaya
datang mencari kemenangan artinya dapat menundukkan musuh-musuhnya dan
segala sifat-sifat buruk serta sempurna lahir dan batin. Dibalik kepahlawanan
Arjuna yang belajar dan bertapa mencari berbagai ilmu untuk menghadapi perang
Bharatayudha,tersimpan api semangat
yang membara untuk selalu membela kebenaran.Arjuna yang mendapat pengayoman
Bhatara Indra dan juga sedikit dari Bhatara Wisnu(Kresna),memang swadharmanya menjadi panglima perang, berbudi
pekerti luhur mempunyai semangat yang tinggi untuk menang,seorang ksatria
sejati. Kendalannya, ketika api itu membara nafsu asmara,maka para wanita dengan
bahagia jatuh dalam pelukannya.Di buana alit penggambaran sifat atau karakter
identik dengan indria mata karena mata dapat melihat sinar atau rupa(Rupa tan matra) adalah kekuatan tersendiri
dari sinar,di Buana Agung karakternnya mempunyai kesamaan dengan unsur api yang
mempunyai semagat yang berkobar-kobar untuk membasmi kejahatan. Didalam kitab Arjuna
Wiwaha berbahasa jawa kuna meyebut
arjuna sebagai “manusa sakti”(1.3) manusia hebat yang dapat mengetahui berbagai
permasalahan,yang sangat dekat dengan Sri Kresna.hal ini menunjukkan orang yang
utama adalah orang yang sangat dekat dengan Tuhan
serta taat mengamalkan ajarannya,ini terbukti ketika arjuna melakukan Tapa (pegekangan diri) untuk memperoleh
anugrah senjata pasupati yang pada hakekatnnya mendapat pengetahuan tentang
Brahman yang disebut Cadhu Sakti.
v Tokoh pemberani, satyawacana dan teguh pendirian
walaupun sedikit angkuh karena merasa paling tampan adalah Nakula yang mendapat
pengayom dari Dewa Kembar Aswin.Ia memiliki sifat Nangga artinya mencari
ketangguhan dan tanggap dalam segala keadaan serta tahu membawa diri, Nakula digambarkan sebagai orang yang sangat
menghibur hati. Ia juga teliti dalam menjalankan tugasnya,Ia merupakan
penggambaran dari unsur air yang senantiasa memberikan kesejukan hati serta
penuh keiklhasan dalam menjaga kehidupan semua mahkluk hidup.
v Tokoh termuda dari Pandawa adalah
Sahadewa, memiliki sifat Priyambada artinya selalu
memberikan rasa kebahagiaan,ketentraman serta kedamaian maupun sifat yang suka
mencari ilmu pengetahuan,seorang figur yang cerdas,ahli strategi,mampu membaca
situasi,luwes dan fleksibel seperti air
mengalir,namun sedikit angkuh karena paling cerdas.Sahadewa mendapat pengayoman
dari Dewa kembar Aswin,seperti halnya Nakula
Dari paparan tersebut
diatas dapat saya simpulkan bahwa : Kepemimpinan Panca Pandawa merupakan tipe kepemimpinan yang
bersifat Kedewataan yang semuannya bermuara
berpegang teguh pada Dharma sehingga kejayaan pun senantisa dapat tercapai dan
yang berbasiskan nilai Kemanusiaan.
Kelima Prinsip tersebut diatas seharusnnya
seorang pemimpin dan Para
Yowana dijadikan ideologinnya dalam menjalankan Swadharma apapun yang menjadi pilihan. Terlebih masyarakat, bangsa, LSM, organisasi, partai
politik, lembaga-lembaga, maka berbagai permasalahan bangsa dapat teratasi dengan segera apabila kelima figur tipe tersebut
dijadikan teladan dalam berbuat, mengambil keputusan sehingga Dharma selalu
hadir disetiap nafas dan bukan Adharma yang memimpin yang tidak patut
diteladani oleh seorang Pemuda masa kini yang cenderung meraih kuasa dengan
menebarkan isu-isu yang tidak cerdas seperti isu-su keamanan, SARA, pemberitaan
bohong dan masih banyak bentuk-bentuk yang tidak sama sekali patut diteladani.
Jika menjadi seorang Pemimpin dan standar minimal seorang pemuda harus mampu
memimpin dirinya sendiri untuk mencapai cita-cita atau suatu magsud mulia
selalu dijalur Dharma sehingga dapat menjadi teladan oleh orang
disekelilingnya. selamat
berjuang! Harapannya apa yang telah disampaikan bisa membuka wawasan cakrawala berfikir kita. Semoga pikiran yang Baik datang dari
segala Penjuru! Rahayu
DAFTAR PUSTAKA
Mantra,
Prof.Dr.I.B, Tata Susila Hindu Dharma,
Parisada Hindu Dharma Pusat. Putra, Drs. I G.A.G dan Sadia, Drs. I Wayan,
Wrhaspati Tattwa, Paramita, 1998.
Titib, I
Made.2008. Itihasa Ramayana dan
Mahabharata (Viracarita) Kajian Kritis Sumber Ajaran Hindu. Surabaya :
Paramita.
No comments:
Post a Comment