Wednesday, June 20, 2018

MENELADANI FIGUR KEPEMIMPINAN PANCA PANDAWA



MENELADANI FIGUR KEPEMIMPINAN PANCA PANDAWA
(Perspektif dalam pendidikan kepemimpinan bagi pemuda Hindu)

                                                            Oleh : Dewa Putu Antara



 Gambar diambil dari : https://www.merdeka.com/peristiwa/pemeran-pandawa-lima-di-serial-mahabharata-jumpa-pers-di-bali.html


Latar Belakang

Pendidikan kepemimpinan memiliki nilai dan makna strategis mengingat modernisme dan globalisasi terhadap berbagai aspek kehidupan generasi muda. Pengaruhnya tampak terutama pada gaya hidup misalnya, gaya yang lebih mementingkan hasil daripada proses, ingin hidup enak tanpa usaha, dan cara-cara pemenuhan kebutuhan yang lebih berorientasi pasar daripada kebutuhan itu sendiri. ketika pengetahuan dan keterampilan tradisional warga sekaa teruna dipertanyakan melalui derasnya informasi dari berbagai media. Mereka dengan mudah meracik pengetahuan dan merubah struktur kognitifnya sesuai dengan perkembangan kebutuhannya hingga ditemukan posisi yang pas benar dengan ukuran hati dan pikirannya. Dalam hal ini dengan mudah meracik agamanya sendiri sesuai dengan informasi yang diperolehnya dari globalisasi “dharma wacana”, baik dalam bentuk sastra klasik maupun modern.

Ini berarti bahwa pengaruh abad milenial terhadap generasi muda ditegaskan dengan adanya transformasi sistem pengetahuan, sistem nilai, dan sistem tindakan dalam kehidupan sosial. Implikasi dari proses transformasi ini terhadap pemuda, antara lain ditandai dengan terjadinya proses penurunan partisipasi terhadap kegiatan adat istiadat dan keagamaan

Menentukan nilai yang baik bagi perubahan tatanan sosial budaya bukanlah persoalan mudah  Pergeseran nilai-nilai ini merupakan  gelombang informasi yang melampuai batas-batas ruang dan waktu telah menyebabkan dunia semakin menyempit, kegesitan arus transfortasi barang dan orang membuat dunia nyaris tanpa batas. Oleh karena itu segera perlu dipahami tentang kebangkitan peran pemuda yang mengemban visi tradisional dalam “pertarungannya” di antara pusat-pusat orientasi nilai modernisme.

Permasalahan generasi muda lainnya yang perlu ditangani secara serius adalah pergaulan liar karena itu diperlukan pengetahuan tentang Pencegahan HIV/AID di Kalangan Generasi Muda.

Kebangkitan Peran Pemuda

Secara sosiologis dalam peranan yang berhubungan dengan pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Para ahli sosiologi, seperti Gross, Mason, dan McEaschen mendefinisikan peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan imbangan dari norma-norma sosial, karena itu dapat dikatakan bahwa peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat. Maksudnya, seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh “masyarakat” di dalam pekerjaannya. Kadang-kadang ahli sosiologi menggambarkan peranan-peranan dalam arti, apa yang diharapkan dan dituntut oleh masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peranan sekaa teruna adalah tindakan yang harus dilakukannya sesuai dengan harapan-harapan masyarakat tersebut.

Pendidikan kepemimpinan pemuda Hindu pada prinsipnya untuk membantu Pemuda mengembangkan peran dalam lingkungannya. Peran tersebut merupakan harapan-harapan dan tuntutan masyarakat, antara lain kemampuan Pemuda mengapresiasi adat istiadat dan agama. Peran ini penting untuk melakukan adaptasi tingkah laku dalam jamaknya nilai-nilai baru dalam perubahan sosial dan budaya yang disebabkan oleh modernisme dan globalisasi. Maka dari itu penting bagi suatu organisasi ataupun diri individu untuk untuk meneladani figur kepemimpinan dalam suatu epos besar Hindu yang terkenal di dunia yakni  mahabharata terutama Panca Pandawa yang memiliki karakter tersendiri tetapi saling melengkapi demi tegaknya Dharma yang tentu sangat relevan di jaman milenial ini. Mari kita bahas !

Kepemimpinan adalah suatu seni yang digunakan oleh seseorang dalam rangka menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Panca pandawa berarti lima putra pandu yang memiliki tipe kepemimpinan yang yang sangat baik didalam epik Mahabharata yang diperlukan oleh seseorang maupun seorang pemimpin dapat dijadikan solusi bagi permasalahan bangsa.

Hal ini menurut saya sangat penting disampaikan pada era Digital ini. Semisal permasalahan mengenai realitas kasus-kasus korupsi kolusi dan nepotisme yang sudah tumbuh keatas dan mendatar kedaerah-daerah,penegakan hukum, berkembangnya kesenjangan dan ketidakadilan, arogansi kekuasaan dan kepenguasaan yang tidak menggunakan etikannya,ketidakpastian regenerasi masa depan kaum muda,ancaman krisis hukum,krisis moral, krisis kepercayaan baik kepada pemerintah maupun kepada diri sebagai bangsa yang bermuara pada masalah moral,etika dan nilai-nilai kemanusiaan yang dampaknnya sangat dirasakan.

Sesungguhnya beberapa permasalahan tersebut tidak perlu terjadi seandainya kita konsisten melaksanakan tipe kepemimpinan yang baik seperti tersebut diatas dan secara konsisten baik oleh manusia Indonesia terlebih bagi seorang pemimpin, kemudian bagaimanakah kepemimpinan panca pandawa bisa dikaitkan atau berkaitan dengan semangat Pemuda dan yowana sebagai solusi permasalahan bangsa? Mari kita lihat!
v    Tokoh Yudhisthira yang mendapat pengayom dari   Bhatara Dharma yang merupakan sumber energi yang memancarkan kedamaian, kelembutan dan kebijaksanaan. Ia memiliki sifat Aji yakni mencari ilmu pengetahuan suci (Weda) atau agama. Yudhisthira (Dharmawangsa) adalah contoh implementasi pengamalan ajaran“dharma’” dalam kehidupan sehari-hari, untuk menumbuhkembangkan sifat ini perlu kita meyadari di Buana agung beliau mempunyai kesamaan dengan akasa, di Buana alit yang diidentikan dengan indera telinga, keterpaduan ini yang menjadikan Yudhistira memiliki pola kepemimpinan yang berlandaskan karakter ether itu sendiri.

v    Tokoh perkasa dengan postur melebihi ukuran normal,sang Bima mendapat pengayom dari Bhatara Bayu yang mendapat kewenangan mengatur energi angin (bayu) penuh dengan ketegasan tanpa basa-basi, jujur, hormat kepada guru, memiliki integritas yang tinggi(satu kata dengan perbuatan) tidak mencla-mencle.Bima memiliki karakter tegas dan adil, yang salah ya salah harus dihukum,walaupun anaknnya sendiri ,tidak tebang pilih.Ia memiliki sifat Giri  atau  kuat seperti gunung artinya kuat sradha,teguh pendirian, tegas menjunjung tinggi hukum tanpa pandang bulu,serta tangguh dalam menegakkan kebenaran serta tabah dan tegar.di Buana agung disamakan dengan unsur vayu, di Buana  memiliki unsur sparsa(sentuhan) yang identik dengan kulit karena temperatur.pengambaran sifatnya ini seperti angin yang tidak pernah memilih untuk bertiup,bunga yang harum  dan sampah yang busuk tetap mendapat bagian yang sama.


v     Tokoh pahlawan dan idaman para bidadari,sang Arjuna berwajah menarik, idola di masa silam. Ia memiliki sifat Jaya datang mencari kemenangan artinya dapat menundukkan musuh-musuhnya dan segala sifat-sifat buruk serta sempurna lahir dan batin. Dibalik kepahlawanan Arjuna yang belajar dan bertapa mencari berbagai ilmu untuk menghadapi perang Bharatayudha,tersimpan api semangat yang membara untuk selalu membela kebenaran.Arjuna yang mendapat pengayoman Bhatara Indra dan juga sedikit dari Bhatara Wisnu(Kresna),memang swadharmanya menjadi panglima perang, berbudi pekerti luhur mempunyai semangat yang tinggi untuk menang,seorang ksatria sejati. Kendalannya, ketika api itu membara nafsu asmara,maka para wanita dengan bahagia jatuh dalam pelukannya.Di buana alit penggambaran sifat atau karakter identik dengan indria mata karena mata dapat melihat sinar  atau rupa(Rupa tan matra) adalah kekuatan tersendiri dari sinar,di Buana Agung karakternnya mempunyai kesamaan dengan unsur api yang mempunyai semagat yang berkobar-kobar untuk membasmi kejahatan. Didalam kitab Arjuna Wiwaha berbahasa jawa kuna meyebut arjuna sebagai “manusa sakti”(1.3) manusia hebat yang dapat mengetahui berbagai permasalahan,yang sangat dekat dengan Sri Kresna.hal ini menunjukkan orang yang utama adalah orang yang sangat dekat dengan Tuhan serta taat mengamalkan ajarannya,ini terbukti ketika arjuna melakukan Tapa (pegekangan diri) untuk memperoleh anugrah senjata pasupati yang pada hakekatnnya mendapat pengetahuan tentang Brahman yang disebut Cadhu Sakti.

v    Tokoh pemberani, satyawacana dan teguh pendirian walaupun sedikit angkuh karena merasa paling tampan adalah Nakula yang mendapat pengayom dari Dewa Kembar Aswin.Ia memiliki sifat Nangga artinya mencari ketangguhan dan tanggap dalam segala keadaan serta tahu membawa diri, Nakula digambarkan sebagai orang yang sangat menghibur hati. Ia juga teliti dalam menjalankan tugasnya,Ia merupakan penggambaran dari unsur air yang senantiasa memberikan kesejukan hati serta penuh keiklhasan dalam menjaga kehidupan semua mahkluk hidup.


v    Tokoh termuda dari Pandawa adalah Sahadewa, memiliki sifat Priyambada artinya selalu memberikan rasa kebahagiaan,ketentraman serta kedamaian maupun sifat yang suka mencari ilmu pengetahuan,seorang figur yang cerdas,ahli strategi,mampu membaca situasi,luwes dan fleksibel seperti air mengalir,namun sedikit angkuh karena paling cerdas.Sahadewa mendapat pengayoman dari Dewa kembar Aswin,seperti halnya Nakula

Dari paparan  tersebut diatas dapat saya simpulkan bahwa : Kepemimpinan Panca Pandawa merupakan tipe kepemimpinan yang bersifat Kedewataan yang semuannya bermuara berpegang teguh pada Dharma sehingga kejayaan pun senantisa dapat tercapai dan yang berbasiskan nilai Kemanusiaan. Kelima Prinsip tersebut diatas seharusnnya seorang pemimpin dan Para Yowana dijadikan ideologinnya dalam menjalankan Swadharma apapun yang menjadi pilihan. Terlebih masyarakat, bangsa, LSM, organisasi, partai politik, lembaga-lembaga,  maka berbagai permasalahan bangsa dapat teratasi dengan segera apabila kelima figur tipe tersebut dijadikan teladan dalam berbuat, mengambil keputusan sehingga Dharma selalu hadir disetiap nafas dan bukan Adharma yang memimpin yang tidak patut diteladani oleh seorang Pemuda masa kini yang cenderung meraih kuasa dengan menebarkan isu-isu yang tidak cerdas seperti isu-su keamanan, SARA, pemberitaan bohong dan masih banyak bentuk-bentuk yang tidak sama sekali patut diteladani. Jika menjadi seorang Pemimpin dan standar minimal seorang pemuda harus mampu memimpin dirinya sendiri untuk mencapai cita-cita atau suatu magsud mulia selalu dijalur Dharma sehingga dapat menjadi teladan oleh orang disekelilingnya. selamat berjuang! Harapannya apa yang telah disampaikan bisa membuka wawasan cakrawala berfikir kita. Semoga pikiran yang Baik datang dari segala Penjuru! Rahayu


DAFTAR PUSTAKA
Mantra, Prof.Dr.I.B, Tata Susila Hindu Dharma, Parisada Hindu Dharma Pusat. Putra, Drs. I G.A.G dan Sadia, Drs. I Wayan, Wrhaspati Tattwa, Paramita, 1998.
Titib, I Made.2008. Itihasa Ramayana dan Mahabharata (Viracarita) Kajian Kritis Sumber Ajaran Hindu. Surabaya : Paramita.



No comments:

Post a Comment