Wednesday, June 20, 2018

Pengembangan Media pembelajaran Agama Hindu di Era Digital



Pengembangan Media pembelajaran Agama Hindu di Era Digital

Oleh : Dewa Putu Antara


Gambar diambil : https://www.fres.co.id/mendidik-anak-di-era-digital/

Generasi muda yang tumbuh dan berkembang di abad milenial ini sebagai wujud implementasi dari Bhakti, Karma bahkan Jnananya, maka wajib ikut andil dalam membuat dan menggunakan IPTEK melalui media-media yang tersedia. Terlebih pada masa Brahmacari dituntut kreatif dan guru lebih berperan  sebagai fasilitator dan pentunjuk jalan. Penggunaan media sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal, digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media juga berfungsi mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Dengan  menggunakan internet  sebagi  media  pembelajaran  akan  didapatkan  sumber  informasi  untuk  pengayaan materi yang jumlahnya sangat tak terbatas (Alisyahbana. 1980).

Sebagai alat komunikasi, media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1994:54) memiliki fungsi yang luas di antaranya:

a.    Fungsi edukatif media komunikasi, yakni bahwa setiap kegiatan media komunikasi mengandung sifat mendidik karena di dalamnya memberikan pengaruh pendidikan.
b.    Fungsi sosial media komunikasi, media komunikasi memberikan informasi aktual dan pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan sosial orang.
c.    Fungsi ekonomis media komunikasi, media komunikasi dapat digunakan secara intensif pada bidang-bidang pedagang dan industri.
d.   Fungsi politis media komunikasi, dalam bidang politik media komunikasi dapat berfungsi terutama politik pembangunan baik material maupun spiritual.
e.    Fungsi seni dan budaya media komunikasi, perkembangan ke bidang seni dan budaya dapat tersebar lewat media komunikasi.

Sedangkan menurut Arif Sadiman (1993:16-17), media pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut:

a.    Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b.    Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya:
1)   Obyek yang terlalu besar bisa digantikan oleh realita, gambar, film, atau model.
2)   Obyek yang kecil dibantu oleh proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
3)   Gerak yang terlalu lamban atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau hagh speed photograpy.
4)   Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto atau pun secara verbal.
5)   Obyek yang terlalu kompleks (missal mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.
6)   Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain.

Generasi Hindu pada masa sekarang atau sering dikenal dengan Jaman Now dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK  yang sangat maju, bukan saja di perkotaan namun sudah sampai pada pelosok-pelosok desa. Jadi sudah jelas seseorang yang tidak dapat menguasai, memanfaatkannya dengan baik untuk kebutuhan hidup seta mengendalikannya agar tidak menjadi malapetaka bagi kemanusiaan itu sendiri. Lebih spesifik penguasaan IPTEK diimbangi dengan pengetahuan agama dan ketrampilan Seni-budaya sebagai hubungan sosial agar tercipta hubungan yang harmonis, karena dengan IPTEK hidup akan menjadi mudah, dengan Agama yang mengandung tatanan Nilai etika dan moralitas sebagai suluh Hidup serta mengembangan seni-budaya  untuk memperhalus Jiva.

Weda memiliki banyak metode dan konsep-konsep terkhusus dalam hal edukasi bagi generasi muda Hindu baik secara formal aupun nonformal. Secara formal penyelenggaraan pendidikan telah mengacu pada Kurikulum K13 baik dari tingkat dasar sampai tinggi telah dirancang dengan  penilaian Kongnitif, Afektif dan Psikomotor. Tentu tidak semua siswa dalam sekolahnya terdapat Guru agama Hindu dan tidak mendapat pelajaran agama sebagaimana mestinya yang akhirnya diajarkan oleh guru Hindu yang bukan dari matapelajaran agama disekolah tersebut, bahkan miris jika tidak diisi maka siswa biasanya keluar ruangan bahkan biasanya diperbolehkan untuk ikut mendengarkan pelajaran dari agama lain.

Melihat kondisi umat Hindu khususnya diluar Bali  belum meratanya akses pendidikan, salah satu solusi dengan menyelenggarakan pendidikan dengan sistem Pasraman. Keunggulan Pasraman diantaranya waktu lebih panjang, bahasan materi bisa bervariasi antara tattwa, susila dan upacara serta dapat melakukan program-program yang memungkinkan untuk bersentuhan langsung dengan alam maupun masyarakat.

Secara Tattwa Sastra Suci Veda sebagai landasan kehidupan beragama Hindu banyak memberikan Pengetahuan yang begitu luas dalam berbagai bidang termasuk sebagai materi dalam membentuk anak suputra dalam pendidikan Pasraman. Konsep Catur Marga dapat dijadikan model yang ideal untuk mengembangkan potensi anak misalnya diajarkan membuat sajen kecil, dan belajar menghaturkannya. Disamping ada kegiatan di Pura seorang anak diajak ungtuk ikut Ngayah. Dalam membantu pekerjaan orang Tua dapat pula seorang anak berlatih diajak kesawah atau berkebun langsung agar memiliki pengetahuan dan pengalaman langsung. Lain halnya dengan Swadharma orang tua sebagai pelukis, membuat kerajinan patung dan sebagainya anak akan dapat tumbuh kreativitasnya dengan membuat karya-karya yang sejenis.

Masih banyak lagi materi yang dapat dikembangkan Hindu dimanapun berada memiliki kekhasan tersendiri misalnya Umat Hindu Bali  punya banyak jenis tarian dan tabuh baik yang bersifat sakral maupun profan yang perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar tetap lestarai di abad milenial ini. Dengan teknologi seorang siswa dapat merekam, mendokumentasikan pelajaran yang diberikan pelatih, atau guru sehingga dapat diulang-ulang kembali secara mandiri dirumah.

Dengan IPTEK generasi muda Hindu dapat merambah kedunia Wiracarita seperti dua epos besar Ramayana dan Mahabrarata maupun legenda-legenda lokal yang sarat akan nilai religi, sosial dan politik yang dapat dikembangakan menjadi filem pendek. Selain sebagai hiburan didalamnya  terdapat banyak ajaran mutiara-mutia Dharma sebagai bentuk pemahaman dan penghayatan ajaran agama dalam tatanan masyarakat tradisi milenial ini seperti lembaga adat,  subak, banjar (di Bali) atupun didaerah lain sering disebut Paguyuban, pesemetonan dan sejenisnya.

Menjalin Simakrama, berbagi informasi yang penting, mensosialisasikan program-program dan  secara dunia maya dapat dengan membuat  Group WA sebagai alat komunikasi yang efektif dan efisien. Media ini terbuka untuk organisasi keumatan seperti PHDI, WHDI, PERADAH, KMHDI, ICHI, PANDUNUSA baik sampai pada ikatan profesi seperti paruman Sulinggih, Walaka, lembaga pendidikan Pasraman, ekonomi, lembaga dharma dana baik dari tingkat daerah sampai nasional.

Wadah itulah nantinya urgen dalam memecahkan masalah keumatan yang belum kunjung dapat diselesaikan minimal dapat dikurangi dampak buruk  pengunaan teknologi dan memberikan pengarahan pengunaan yang tepat. Ikut andil dalam membahas kondisi sosial merebaknya penyakit sosial HIV/AIDS, narkoba, perjudian, Prostitusi, tindak kriminal dengan memberikan solusi-solusi kongkrit.

Dampak negatif saat ini patut dicermati dengn teknologi segala sesuatu bisa saja dengan mudah dan instan, tetapi tidak baik terhadap perkembangan mental dan moralitas seseorang artinya kualitas SDM yang mengedepankan budhi pekerti yang dituntut sabar, ikhlas dan jujur. Karena terbiasa mudah, cepat dan instan orang menjadi malas dengan proses dan kurang sabar akhirnya cepat bosan, marah-marah, tergesa-gesa. terlebih hubungan seseorang anak muda tidak selalu bisa diselesaikan lewat teknologi yaitu terhadap Guru, Orang tua dan warga masyarakat lain. Butuh waktu tatap muka langsung bahkan memberikan perhatian lewat kerjasama, sentuhan dalam memberikan pelayanan seperti kontak dalam berbicara menghormati yang lebih tua, ikut merasakan keluh kesah secara langsung dilapangan terkait suatu kegiatan Panca Yadnya misalnya atupun ikut langsung dalam donasi untuk korban bencana alam.

Tidak menutup kemungkinan dengan I-pad yang ada ditangannya selalu dibawa kemana-mana cenderung dianggap sebagai teman setia, para Anak-anak, Yowana khususnya generasi Muda harus diingat bahwa dirinya belum bisa mandiri artinya segala kebutuhannya masih dibiayai oleh orang tua, dan kewajibannya hanya belajar dan mengembangan ilmu yang didapat sesuai petunjuk guru. Jangan sampai mengunakan I-pad, Laptop, transportasi dan alat-alat elektronik lainnya yang biaya tinggi tapi dibebankan oleh orang tua, ini tentu tidak baik. Kemampuan ekonomi dimasing-masing orangtua berbeda-beda, jika lingkungan disekolah dan masyarakat membiarkan berlebihan dalam mengunaakan teknologi ini untuk hal-hal yang kurang bermanfaat samapi tidak ingat waktu bahkan kewajibannya ini tentu berbahaya.

Hambatan – hambatan inilah yang sangat perlu diatasi bersama dengan membatasi pengunaan diwaktu-waktu tertentu disekolah jam belajar, dimasyarakat waktu rapat, di sawah waktu bekerja, di tempat tidur malam waktu istirahat habis digunakan untuk bermain game, chatinggan dengan pacar atau kenalan-kenalan dengan para Jomblo untuk mendapat kekasih (Gila asmara) bisa menyebabkan penyakit seperti mata menjadi rabun, mudah lelah di siang hari karena waktu sudah tersita di malam hari. Selain itu, media teknologi juga dapat digunakan untuk perjudian, inilah yang atut diwaspadai.

Metode pembinaan berdasarkan keputusan Maha Sabha ke V Tahun 1986 PHDI seluruh indonesia yang telah menetapkan sad Dharma, dapat diterapkan sebagai metode pembelajaran agama dengan bantuan media teknologi secara tidak langsung sebagai media komunikasi, dan dokumentasi kegiatan dan mempercantik suatu karya-karya, Dintaranya Dharmawacana, Generasi Hindu dapat memvideokan moment-moment seseorang yang memberikan wejangan Dharma di Pura untuk disimpan dan didengar dan ditonton berulang-ulang untuk dapat memahami ajaran dengan baik selain itu dapat pula dibagi dengan I-Pad. Kegiatan Dharm Gita dapat didokumentasikan lewat I-Pad begitupun Dharmatula, Dharma Sadhana, Dharma Santi dan Dharma Yatra.

Berbicara teknologi akan tidak terlepas dari Komputer yang saat ini tentu sangat tidak asing lagi yang dapat membantu perusahaan ataupun lembaga dalam menyelesaiakan tugas-tugas administratif. Komputer sendiri ini dapat dirancang dan dimanfaatkan dalam aktivitas pembelajaran secara tidak langsung Sad Dharma Tadi. Jika komputer dilengkapi aplikasi-aplikasi tertentu misalnya kamus elektroknik, modul latihan menjawab soal, latihan-latihan soal-soal pengayaan fisika dan sebagainya dapat meningktkan kemampuan dan ketrampilan. Mempelajari sesuatu secara teliti melihat kelebihan dan kekurangan lawan misalnya dokumentasi pertandingan olahraga, seorang pemain dapat melihat kembali penampilan dimonitor. Secara umum pemanfaatan komputer dapat digunakan menyimpan data dalam jumlah besar, menghitung dengan cepat dan tepat, serta dapat menampilkan grafik, bagan, gambar, suara, video yang dapat dipadukan dan sebagainya, sehingga menghasilkan proses pembelajaran agama yang dapat mewujudkan sumber daya manusia Hindu yang unggul.

Internet tidak kalah menariknya dari aspek positifnya bisa berkunjung pada perpustakaan Online mempermudah dalam mencari buku yang diperlukan. Kelas Olinepun telah biasa digunakan oleh lembaga-lembaga tertentu sebagai bentuk pendidikan jarak jauh seperti Universitas Terbuka dengan mengedepankan pembelajaran yang interaktif, inovatif, kreatif dan meyenangkan. Maka dapat dipahami pengunaan internet generasi muda dapat mengakses informasi-informasi yang diperliukan untuk meningkatkan wawasan dan kemampuannya yang dapat dilakukan lebih mudah. Berhubungan dengan para ahlinya dapat pula ditemukan walaupun dibatasi oleh jarak lewat internet ini untuk berdiskusi lebih lanjut. Kemudahan lainnya jelas didapat yaitu efisiennya waktu dan beaya.


DAFTAR PUSTAKA
Iskandar.Alisyahbana, 1980, Teknologi dan perkembangan,Jakarta: Yayasan Idayu.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti
Sadiman, Arif. 1993. Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mantra, Prof. Dr. I. 1998. Biografi Seorang Budayawan 1928-1995. PT. UPADA SASTRA.
Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:              Bumi Aksara.
Wihardjo, Edy, 2007, Pembelajaran Berbantuan Komputer, Universitas Jember, Jember.

Gunawan, G. 2009. Pentingnya Teknologi Informasi dalam pendidikan. Situs http:

Jamal Makmur Asmani, 2011, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan, Yogyakarta: Div

No comments:

Post a Comment